Tugas Ilmu Sosial Dasar
“Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bagi Kemakmuran
dan Kesejahteraan Masyarakat ”
Disusun oleh
:
Nama :Nico Wijaya
NPM : 15315050
Kelas : 1TA07
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
S1 - Jurusan Teknik
Sipil
Dosen
: Bpk. EMILIANSHAH BANOWO
Universitas Gunadarma
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia yang tiada henti-hentinya sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah Ilmu Budaya Dasar tentang pentingnya “ Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bagi Kemakmuran dan Kesejahteraan Masyarakat” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam kita senantiasa curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat.
Dalam makalah ini, penyusun mencoba memaparkan bagaimana
pentingnya peran keikutsertaan Univeristas Gunadarma dalam pelestariaan
budaya.Dan kita sebagai Mahasiswa yang berada dalam lingkungan Universitas
Gunadarma harus dapat ikut serta dalam upaya untuk melestarikan nilai-nilai
budaya bangsa. Dengan demikian maka kebudayaan bangsa indonesia akan lebih kuat
lagi , bukan hanya di mata bangsa sendiri tetapi di mata dunia.
Makalah ini mungkin masih banyak
kekurangan baik dari segi tulisan maupun materi.Untuk itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun senantiasa penyusun terima dengan hati terbuka.Semoga
tulisan dari makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih
kepada segenap rekan semua yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi kita semua.
BAB
I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Judul “Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Kemiskinan” memberi petunjuk adanya sesuatu yang intern, mungkin
permasalahannya ialah adanya kontinuitas dan perubahan, harmoni atau
disharmoni. Tidak mustahil ketiga masalah ini akan melihat masa lampau atau
masa depan yang penuh dengan ketidakpastian dan dapat melibatkan perdebatan
semantika.
Keperluan sekarang adalah pengetahuan ilmiah yang
harus ditingkatkan karena pengetahuan, perbuatan, ilmu dan etika makin saling
bertautan. Berulang kali harus diambil keputusan dalam menerapkan secara
praktis pengetahuan ilmiah. Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan
merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dibebaskan dan dipisahkan dari suatu
sistem yang berinteraksi, interelasi, interdependensi dan ramifikasi
(percabangannya).
Ilmu pengetahuan dan teknologi
sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal ini dapat dirasakan dampaknya
melalui kebijakan-kebijakan pembangunan dalam lingkungan masyarakat yang pada
hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.Penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi sering kurang memperhatikan masalah nilai, moral atau
segi-segi kemanusiaan. Hal demikian ini tidak luput dari falsafah mengenai
pembangunannya itu sendiri, dalam menentukan pilihan antara orientasi produksi
dengan motif ekonomi yang kuat dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi
kemanusian yang terkadang harus dibayar lebih mahal.Pembangunan ekonomi yang
kurang merata menyebabkan masih banyak masyarakat miskin yang belum menikmati
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di negeri ini.Kemiskinan sendiri
merupakan kelanjutan dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan
memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental untuk menggapai
cita-cita menjadi masyarakat yang adil dan makmur.
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa saja definisi dari ilmu
pengetahuan, teknologi dan kemiskinan.
3. Memahami pemanfaatan ilmu pengetahuan teknologi untuk membantu masalah
kemiskinan.
4. Membahas studi kasus tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan
1.3Tujuan
Maksud
dan tujuan pembuatan tugas ini adalah untuk mengetahui pengertian dari ilmu
pengetahuan, teknologi dan kemiskinan. Dan memberikan informasi tentang ilmu
pengetahuan teknologi yang berkaitan dengan masalah kemiskinan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ILMU PENGETAHUAN
Membicarakan masalah
ilmu pengetahuan beserta definisinya ternyata tidak semudah dengan yang
diperkirakan. Adanya berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan ternyata belum
dapat menolong untuk memahami hakikat ilmu pengetahuan itu. Sekarang orang
lebih berkepentingan dengan mengadakan penggolongan (klasifikasi) sehingga
garis demarkasi antara (cabang) ilmu yang satu dengan yang lainnya menjadi
lebih diperhatikan.
Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia adalah
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu
(Admojo, 1998). Mulyadhi Kartanegara mengatakan ilmu adalah any organized
knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad
ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau
inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik, seperti
metafisika.
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip
oleh Bakhtiar tahun 2005 diantaranya adalah :
• Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
• Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
• Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
• Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
• Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk : “ jika …. maka “.
• Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, katagori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
• Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
• Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
• Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
• Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
• Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk : “ jika …. maka “.
• Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, katagori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
Berdasarkan definisi di atas terlihat jelas ada hal prinsip yang berbeda
antara ilmu dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang
belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan
pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode,
dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi
kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan
kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena
kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian
pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka
(Supriyanto, 2003).
Pembuktian kebenaran pengetahuan
berdasarkan penalaran akal atau rasional atau menggunakan logika deduktif.
Premis dan proposisi sebelumnya menjadi acuan berpikir rasionalisme. Kelemahan
logika deduktif ini sering pengetahuan yang diperoleh tidak sesuai dengan
fakta.
Secara lebih jelas ilmu seperti sapu lidi, yakni sebagian lidi yang sudah diraut dan dipotong ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi sapu lidi. Sedangkan pengetahuan adalah lidi-lidi yang masih berserakan di pohon kelapa, di pasar, dan tempat lainnya yang belum tersusun dengan baik.
Secara lebih jelas ilmu seperti sapu lidi, yakni sebagian lidi yang sudah diraut dan dipotong ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi sapu lidi. Sedangkan pengetahuan adalah lidi-lidi yang masih berserakan di pohon kelapa, di pasar, dan tempat lainnya yang belum tersusun dengan baik.
“ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan dalam
pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “,
yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada
keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara
teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan
sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian
pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam
pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa
pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang
budi. Dan oleh Bacon & David Home pengetahuan diartikan sebagai pengalaman
indera dan batin.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki
tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis,
epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana
materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan.
Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga
jelas ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata
lain ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan. Komponen
aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu
pengetahuan.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan
objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai
bahan yang menadi tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek formal, yaitu
sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian.
Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian
kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang
diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi,
kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis,
sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan
dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang
merupakan pengingkaran.
Dalam
konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah
dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan (body knowledge), dan teknologi sebagai suatu
seni (state of art) yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses
produksi, menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja
dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi.
“Secara konvensional mencakup penguasaan dunia
fisika dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial,
terutama teknologi sosial pembangunan (the social technology of development)
sehingga teknologi itu adalah metode sistematis untuk mencapai setiap tujuan
insani.” (Eugene Staley, 1970)
Fenomena teknik pada masyarakat kini,
menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Rasionalitas, artinya tindakan spontak oleh
teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan social.
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu
yang buatan tidak alamiah.
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode,
organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Demikian pula dengan teknik
mampu mengelimkinasikan kegiatan non-teknis menjadi kegiatan teknis.
4. Teknik
berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling
berinteraksi dan saling bergantung.
6. Universalisme, artinya teknik melampaui
batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
7. Otonomi,
artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Secara umum, Ilmu
pengetahuan merupakan suatu pangkal tumpuan (objek) yang sistematis, mentoris,
rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Jadi ilmu pengetahuan adalah
sebuah dasar atau bekal bagi seseorang yang ingin mencapai suatu tujuan yang
diharapkannya. Tanpa ilmu pengetahuan, manusia tidak bisa mencapai apa yang
diinginkannya. Ilmu pengetahuan memberikan setiap manusia ilmu-ilmu dasar untuk
melakukan sesuatu.
Ilmu pengetahuan bisa
dicari dimana saja, tidak hanya dari buku pelajaran saja. Tetapi ilmu
pengetahuan juga bisa diambil dari berbagai sumber seperti koran, majalah,
televisi, radio, komik sains, ataupun pengalaman seseorang bahkan dari kitab
suci. Ilmu pengetahuan dan teknologi dari tahun ke tahun, dari jaman ke jaman,
dan dari hari ke hari semakin berkembang pesat. Tidak tidak dapat dipungkiri bahwa
ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah bermanfaat untuk kehidupan kita.
Ilmu pengetahuan
haruslah dapat dikemukakan, harus dimegerti secara umum sehingga kita dapat
memahami ilmu pengetahuan dengan mudah. Didalam kehidupan kita, kita tidak
pernah terlepas dengan manfaat ilmu pengetahuan. Kita manusia memiliki akal
pikiran yang merupakan dasar adanya ilmu pengetahuan. Dengan ini pula dapat
mempermudah kita untuk melalukan sesuatu atau menghasilkan sesuatu.
2.2 Teknologi
Teknologi adalah
pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua
alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada.
Teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk
mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi.
Selain menimbulkan
dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah pelaksanaan
kegiatan dalam hidup, teknologi juga memiliki berbagai dampak negatif jika
tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan teknologi
adalah kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja makin
bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang
berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang.
Dalam konsep yang
pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa
pengetahuan (body ofknowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts
) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara
bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan
dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup
penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi
sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the social technology of
development) sehingga teknologi itu adalah merode sistematis untuk mencapai
tujuan insani (Eugene Stanley, 1970).
Teknologi
memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki
otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis.
Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul “the technological society” (1964)
tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul
istilah teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk
memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasional
dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap
bidang aktivitas manusia. Jadi teknologi penurut Ellul adalah berbagai usaha,
metode dan cara untuk memperoleh hasil yang distandarisasi dan diperhingkan
sebelumnya
Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan
berlaku secara akademis dapatlah dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan (body
knowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of art) yang mengandung
pengertian berhubungan dengan proses produksi, menyangkut cara bagaimana
berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan
untuk merealisasi tujuan produksi. “Secara konvensional mencakup penguasaan
dunia fisika dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial,
terutama teknologi sosial pembangunan (the social technology of development)
sehingga teknologi itu adalah metode sistematis untuk mencapai setiap tujuan insani.”
(Eugene Staley, 1970)
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut
Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Rasionalitas, artinya tindakan
spontak oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan
perhitungan social.
2.
Artifisialitas, artinya selalu
membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
3.
Otomatisme, artinya dalam hal
metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Demikian pula
dengan teknik mampu mengelimkinasikan kegiatan non-teknis menjadi kegiatan teknis
4.
Teknik berkembang pada suatu
kebudayaan
5.
Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling
berinteraksi dan saling bergantung
6.
Universalisme, artinya teknik melampaui
batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
7.
Otonomi, artinya teknik
berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri
Teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis
serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi. Yang dimaksud
dengan teknologi tepat guna adalah suatu teknologi yang telah memenuhi tiga
syarat utama yaitu :
A. Persyaratan
Teknis, yang termasuk di dalamnya adalah :
1.
memperhatikan
kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan
sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan impor.
2.
jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi
harus diterima oleh pasar yang ada.
3.
menjamin agar hasil
dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga dapat
dihindari kerusakan atas mutu hasil.
4.
memperlihatkan
tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya.
B. Persyaratan Sosial, meliputi
:
1.
memanfaatkan keterampilan yang sudah ada.
2.
menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus
menerus berkembang
3.
menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang
mengakibatkan bertambahnya pengangguran.
4.
membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya
dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas
tertentu sehingga terwujud keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis.
Selain menimbulkan dampak
positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam
hidup, teknologi juga memiliki berbagai dampak negatif jika tidak dimanfaatkan
secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan teknologi adalah kesempatan
kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja makin bertambah, masalah
penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang berlebihan
dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang.
2.3 Kemiskinan
Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan pada
dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan
masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang, tetapi tidak
berarti pada negara maju tidak ada orang yang miskin karena kemiskinan
merupakan masalah global.
Kemiskinan lazimnya
dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum
pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi
oleh tiga hal :
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok
yang diperlukan
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa
hidup secara manusiawi
Persepsi manusia
terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
adat istiadat, dan sistem
nilai yang dimiliki. Dalamhal ini garis kemiskinan dapat tinggi atau rendah.
Terhadap posisi manusia dalam lingkungan sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok
yang menentukan, melainkan bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah
masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara
manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah benilai gizi cukup dengan
nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat
pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya.
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatan berada dibawah
garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh dan lain-lain
Kemiskinan pada dasarnya
merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat,
khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang. Kemiskinan yang dimaksud
adalah kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah garis
kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
paling pokok seperti pangan, pakaian dan tempat berteduh. Atau dengan pendapat
lain, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau
segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam
masyarakat yang bersangkutan.
Kemiskinan menurut pendapat umum dapat dikategorikan ke dalam 3
kelompok, yaitu :
1.
Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniah atau mental seseorang.
Pada aspek badaniah, biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal
sebagaimana manusia lainnya yang sehat jasmani. Sedangkan aspek mental,
biasanya mereka disifati oleh sifat malas bekerja dan berusaha secara wajar,
sebagaimana manusia lainnya.
2.
Kemiskinan
yang disebabkan oleh bencana alam. Biasanya pihak pemerintah menempuh dua cara,
yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan secukupnya dan
mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
3.
Kemiskinan buatan atau kemiskinan struktural. Selain disebabkan
oleh keadaan pasrah pada kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir
Tuhan, juga karena struktur ekonomi, sosial dan politik.
Usaha memerangi
kemiskinan dapat dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan yang memberikan
pendapatan yang layak kepada orang-orang miskin. Karena dengan cara ini bukan
hanya tingkat pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga diri sebagai manusia dan
sebagai warga masyarakat dapat dinaikkan seperti warga lainnya. Dengan lapangan
kerja dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk bekerja dan merangsang
berbagai kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya.
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikategorikan kedalam tiga
unsur,
1.
Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun
mental seseorang
2.
Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3.
Kemiskinan buatan
Kemiskinan buatan ini, selain ditimbulkan oleh
struktur ekonomi, politik, sosial dan kultur juga dimanfaatkan oleh sikap
“penenangan” atau “nrimo”, memandang kemiskinan sebagai nasib, malahan sebagai
takdir Tuhan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak
terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan
digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”.
Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai
seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang
saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara
teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya
menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa
malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah
mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka
kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah.
Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan
teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama.Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan,
tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan
sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan
manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur
politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi
yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan
sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur
ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran,
hasil produksi dan mekanisme pasar. Kesemuanya merupakan sub sistem atau sub
struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Kami
gambarkan sebuah contoh, rata-rata orang yang hidup di bawah garis kemiskinan
belum dapat membaca maupun menulis. sedangkan salah satu cara memberantas
kemiskinan adalah dengan ilmu pengetahuan. Dengan dapat membaca dan menulis,
seorang pemulung sampah bisa berkesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih
layak dan menghasilkan banyak uang. Dengan ilmu pengetahuan, dapat merubah
seorang pengamen untuk berpikir dan memulai membuka suatu usaha/wiraswasta.
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan
memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani.
Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi
mengetahui “bagaimana”. Bagi siapa saja yang bisa menguasai IPTEK maka ia akan
bisa maju dan berkembang di era globalisasi sekarang ini. Dan bagi yang tidak
bisa menguasai IPTEK maka akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan
zaman.
Bila perkembangan zaman terus melaju pesat
sedangkan ada masyarakat yang buta dengan IPTEK maka mereka akan tertinggal dan
mungkin saja bisa menjadi miskin karena cara lama yang mereka gunakan sudah
tidak efektif dan efisien lagi di zaman sekarang ini.Ilmu pengetahuan sebagai
suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan
dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi.
IPTEK tidak terlepas pula dari kemiskinan dan
kemiskinan tidak telepas pula dari kehidupan masyarakat. Kemiskinan dalam
bidang ekonomi selalu menjadi kendala di negara-negara berkembang. Sangat sulit
negara untuk memberantas kemiskinan. Sebenarnya jika kita semua memanfaatkan
IPTEK maka kita semua dapat memberantas kemiskinan yang ada. Tidak akan ada
lagi pengamen, pengemis, dan pekerjaan tidak layak lainnya. Kemiskinan terjadi
karena rendahnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan yang rendah.
Semua dapat teratasi dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
1. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang
tersusun dengan sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, yang selalu
dapat diperiksa dan dikontrol dengan kritis oleh setiap orang yang ingin
mengetahuinya.
2. Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk
memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan
nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada.
3. Kemiskinan yaitu adanya suatu tingkat
kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan
standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
4. Ada kaitan yang erat antara iptek dan
kemiskinan yang dialami oleh masyarakat terutama pada negara yang sedang
berkembang seperti Indonesia.
Kemajuan teknologi
adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena
kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Seperti yang kita ketahui, teknologi kini telah merembes dalam kehidupan
kebanyakan manusia bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun.
Dimana upaya tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewujudkan
kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat manusia. Manusia
mengembangkan IPTEK dalam rangka untuk mengolah SDA yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Dimana dalam pengembangan IPTEK harus didasarkan terhadap moral
dan kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua masyarakat bisa merasakan
IPTEK secara merata.
Dan bagi
siapa saja yang tidak menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh
pesatnya perkembangan teknologi di zaman ini.Bila di zaman yang modern ini
masih ada masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai IPTEK maka mungkin
saja masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka masih menggunakan
cara lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien lagi dizaman ini.
Daftar Pustaka
·
http://pandanwulan.wordpress.com/2012/01/09/tugas-ilmu-sosial-dasar-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
·
http://tulisanali.wordpress.com/2011/06/22/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
·
http://monaliasakwati.blogspot.com/2011/03/definisi-ilmu-pengetahuan.htmlhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd
·
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/bab8-
·
ilmu_pengetahuan_teknologi_dan_kemiskinan.pdf
·
http://vatonilv.blogspot.com/2011/11/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
·
http://tulisanali.wordpress.com/2011/06/22/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
·
http://desintharatnawardani.blogspot.com/2010/11/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
·
http://stefanussamuel.blogspot.com/2011/12/bab-vii-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
What Are the Facts of the Casino Roll
BalasHapusAll games are played 아이 벳 by players you bet who deposit and use Paypal as a payment method. Players can deposit and play at 룰렛 돌리기 게임 an online 룰렛 배팅 casino that 사카미치 마루 accepts paypal.